Popular Post

Posted by : Ricky Fahreza Senin, 25 April 2016

Uraian Masalah

Dewasa ini kita hidup dalam era globalisasi, yang dipicu oleh pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan  di  bidang transportasi  dan  revolusi  di  bidang  komunikasi.  Arus  global  berimbas  pula pada  penggunaan  dan  keberadaan  bahasa  Indonesia  di  masyarakat.  Penggunaan  bahasa  di  dunia maya, internet,facebookmisalnya, memberi banyak perubahan bagi sturktur bahasa Indonesia yang oleh  beberapa  pihak  disinyalir  merusak  bahasa  itu  sendiri.  Berlandaskan  alasan  globalisasi  dan prestise,  masyarakat  mulai  kehilangan  rasa  bangga  menggunakan  bahasa  nasional.  Tidak  hanyapada rakyat kecil, „krisis bahasa‟ juga ditemukan pada para pejabat negara. Kurang intelek katanya kalau dalam setiap ucapan tidak dibumbui selingan bahasa asing  yang sebenarnya  tidak perlu. Hal tersebut memunculkan istilah baru, yaitu „Indoglish‟ kependekan dari „Indonesian-English‟ untuk fenomena bahasa yang kian menghantam bahasa Indonesia. Sulit dipungkiri memang, bahasa asing kini  telah  menjamur  penggunaannya.  Mulai  dari  judul  film,  judul  buku,  judul  lagu,  sampai pemberian  nama  merk  produk  dalam  negeri.  Kita  pun  merasa  lebih  bangga  jika  lancar  dalam berbicara   bahasa   asing.   Namun,   apapun   alasannya,   entah   itu   menjaga prestise,   mengikuti perkembangan  zaman,  ataupun  untuk  meraup  keuntungan,  tanpa  kita  sadari  secara  perlahan  kita telah ikut andil dalam mengikis kepribadian dan jati diri bangsa kita sendiri.

Sekarang ini penggunaan penggunaan bentuk „Inggris‟ sudah banyak menggejala. Dalam bidang   internet   dan   komputer   kita   banyak   menggunakan   katamendownload,   mengupload, mengupdate,  dienter,  direlease,  didiscount,  dan  lain  sebagainya.  Tidak  hanya  dalam  bidang komputer  saja,  di  bidang  lain  pun  sering  kita  jumpai.  Selain  bahasa  Asing,  kedudukan  bahasa Indonesia juga semakin terdesak dengan pemakain bahasa-bahasa gaul di kalangan remaja. Bahasa gaul  ini  sering  kita  temukan  dalam  pesan  singkat  atau  sms,chatting,  dan  sejenisnya.  Misalnya dalam  kalimat’gue gitu loh..pa sich yg ga bs‟ dalam kalimat tersebut penggunaan kata ganti aku tidak dipakai lagi.

Ada banyak faktor yang menyebabkan pergeseran dan kepunahan suatu bahasa. Berdasarkan hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan di berbagai tempat di dunia, faktor-faktor tersebut seperti loyalitas bahasa, konsentrasi wilayah pemukiman penutur, pemakaian bahasa pada ranah tradisional sehari-hari, kesinambungan peralihan bahasa-ibu antargenerasi, pola-pola kedwibahasaan,mobilitas sosial,  sikap  bahasa  dan  lain-lain.  Menurut  Romaine  (1989)  faktor-faktor  itu  juga  dapat  berupa kekuatan kelompok mayoritas terhadap kelompok minoritas, kelas sosial, latar belakang agama dan pendidikan,  hubungan  dengan  tanah  leluhur  atau  asal,  tingkat  kemiripan  antara  bahasa  mayoritas dengan  bahasa  minoritas,  sikap  kelompok  mayoritas  terhadap  kelompok  minoritas,  perkawinan campur,  kebijakan  politik  pemerintah  terhadap  bahasa  dan  pendidikan  kelompok  minoritas,  serta pola pemakaian bahasa.


Implementasi Masalah

Solusi untuk mengatasi terjadinya pergeseran bahasa bisa dimulai dari pembelajaran bahasa Indonesia di satuan pendidikan dengan berbagai cara, salah satunya dengan pemanfaatan ICT dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

Di era  global  dengan  berbagai  kemajuan  teknologi  informasi  dan  komunikasi,  seharusnya bisa kita manfaatkan dalam pemertahanan bahasa Indonesia. Salah satu hal yang dapat kita lakukan adalah  dengan  pembelajaran  bahasa  Indonesiaberbasis  ICT  (Information,  Communication  and Technology). Pemanfaatan    teknologi    informasi    dan    komunikasi    untuk    pendidikan    dapat dilaksanakan  dalam  berbagai  bentuk  sesuai  dengan  fungsinya  dalam  pendidikan. Menurut  Indrajut (2004),  fungsi  teknologi informasi  dan  komunikasi  dalam  pendidikan  dapat  dibagi  menjadi  tujuh fungsi,  yakni:  (1)  sebagai  gudang  ilmu,  (2)  sebagai  alat  bantu  pembelajaran,  (3)  sebagai  fasilitas pendidikan,  (4)  sebagai  standar  kompetensi,  (5)  sebagai  penunjang  administrasi,  (6)  sebagai  alat bantu manajemen sekolah, dan (7) sebagai infrastruktur pendidikan.

Pemanfaatan ICT dalam pembelajaran bahasa misalnya dengan memanfaatkanblogsebagai wadah  kreatifitas  siswa  dalam  meningkatkan  kemampuan  menulisnya.  Selain  itu,  penggunaan media  pembelajaran  yang  berbasis  ICT  akan  memudahkan  siswa  dalam  menerima  dan  memahami pelajaran  yang  disampaikan.Dengan  ICT  penggunaan  bahasa  Indonesia  bisa  dioptimalkan,  seperti pembuatan  aplikasi  komputer  dengan  bahasa  Indonesia, blog siswa  berbahasa  Indonesia, group facebooktentang penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, dan lain sebagainya.


Kesimpulan
     
Pada era globalisasi ini banyak pemuda-pemuda Indonesia lupa akan bahasa nya sendiri, mereka lebih suka menggunakan bahasa asing atau bahasa gaul yang saat ini menjadi trend di era global ini. Seharus nya kita jangan mengikuti kebiasaan ini karena dampak negatif nya dapat membuat kita sedikit makin sedikit menyingkirkan Bahasa Indonesia. mulai lah kita menggunakan Bahasa Indonesia dengan benar dan baik, karena Bahasa Indonesia sendiri adalah bahasa pemersatu Bangsa Indonesia yang terdiri dari ber macam-macam suku adat dan juga bahasa.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © Grimorie's Blog - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -